Misteri Sedulur Papat dan Kalima Pancer
KisahDemit - Pengetahuan tentang Sedulur Papat dan Pancer adalah pengetahuan gaib dimensi tinggi. Tidak banyak orang yang mampu melihat / bertemu dengan sedulur papatnya sendiri walaupun mereka sudah bisa melihat gaib atau bahkan sudah bertahun-tahun berpraktek sebagai paranormal. Jadi mungkin tidak mudah untuk kita sendiri bisa bertemu / melihat sedulur papat kita sendiri, juga tidak mudah untuk mengetahui apakah sedulur papat kita sebenarnya sudah lengkap 4 ataukah belum.
Kita bisa mendapati banyak sekali tulisan tentang sedulur papat. Tetapi karena sifatnya adalah pengetahuan dari mulut ke mulut, yang penulisnya sendiri mungkin tidak mengetahui kebenaran dan kesejatian dari sedulur papat, maka tulisan-tulisan itu lebih banyak hanya bersifat konsep saja. Tetapi ada juga yang tulisannya bersifat pengkultusan, yang jauh sekali kebenarannya dari kesejatian sedulur papat yang sungguh-sungguh ada dan nyata ada.
Tapi kita bisa mencaritahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita tentang sedulur papat dengan cara menayuh seperti dicontohkan di tulisan berjudul Ilmu Tayuh Keris. Keakuratan kita menayuh itu akan lebih baik lagi kalau juga dilengkapi dengan deteksian gaib, minimal dengan rabaan tangan, seperti dicontohkan di dalam tulisan berjudul Olah Rasa dan Kebatinan.
Kalau kita ingin mempelajari dunia kebatinan dan spiritual, untuk awalnya sebaiknya dipelajari dulu isi dari tulisan-tulisan yang berjudul Olah Rasa dan Kebatinan dan Ilmu Tayuh Keris. Itu adalah satu kesatuan kemampuan dasar yang sebaiknya bisa kita kuasai lebih dulu sebelum mempelajari yang lain.
Dan pengetahuan mengenai sedulur papat yang masih terpisah, yang belum lengkap 4, sudah dituliskan di dalam tulisan yang berjudul Sedulur Papat Yang Terpisah , dan upaya kita untuk melengkapkannya silakan juga diikuti panduannya di dalam tulisan tersebut.
Sejak jaman dulu masyarakat dan spiritualitas Jawa meyakini bahwa setiap manusia mempunyai saudara-saudara halus yang mendampinginya. Mereka tidak kelihatan oleh mata biasa. Mereka tergolong sebagai roh-roh halus. Saudara-saudara halus ini banyak yang menyebutnya dengan istilah Saudara Kembar, atau disebut juga Roh Sedulur Papat.
Konsep tersebut secara umum dipercaya dan dihayati oleh masyarakat jawa. Dalam kehidupan sehari-harinya di masa sekarang pun masih banyak orang Jawa yang terbiasa melakukan suatu laku prihatin dan tirakat tertentu untuk menjaga kedekatan mereka dengan roh Sedulur Papat itu.
Roh Pancer dan para Sedulur Papat dalam satu kesatuan merupakan roh / sukma seseorang.
Roh Sedulur Papat mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), dan Pusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer.
Kita adalah Pancer (pusat), sedangkan sukma kita yang lain (sedulur papat) disebut sedulur pendamping kita. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer. Para sedulur ini secara halus sosok dan wajahnya mirip dengan masing-masing orang yang bersangkutan.
Kepercayaan terhadap sedulur papat ini tatalaku dan ritualnya dimulai ketika seorang ibu melahirkan bayi. Selain atas kelahiran anaknya itu dilakukan syukuran / selametan, terhadap ari-ari si jabang bayi juga dilakukan suatu "perawatan". Ada tatacara dan ritual tersendiri untuk merawat dan menyimpan / memakamkan ari-ari anak, yang selain dibacakan doa-doa, biasanya juga diberikan sesaji kembang, diberikan lampu penerangan selama 7 atau 40 hari di tempat ari-ari dimakamkan, dan dijaga supaya tidak diganggu hewan dan tidak langsung terkena hujan.
Pada hari-hari berikutnya biasanya sang orang tua akan tekun memelihara sedulur papat anak-anaknya dengan menyajikan bubur merah putih atau jajan pasar pada hari weton masing-masing anaknya (atau sebulan sekali).
Setelah anak-anaknya dewasa, maka anak-anaknya itu sendiri yang memelihara sedulur papatnya sendiri dengan rajin berpuasa weton setiap hari wetonnya (hari kelahirannya sesuai kalender jawa).
Sampai sekarang dalam masyarakat Jawa masih ada kepercayaan dan tradisi yang dilestarikan untuk melakukan semacam ritual, puasa dan doa dan memberi sesaji untuk sedulur papat, seperti ritual / puasa wetonan, dengan sesaji bubur merah-putih, atau jajan pasar, mandi kembang, atau memberi kembang di makam ari-ari anak, dsb. Tradisi ini baik sekali bila dilakukan, supaya sukma orang yang bersangkutan terpelihara, sehat secara kejiwaan, sehat tubuhnya tidak mudah sakit-sakitan, dan lancar dalam segala urusan hidupnya.
Kepercayaan dasar atas laku dan ritual di atas adalah pada adanya kepercayaan tentang roh sedulur papat yang selalu mendampingi seseorang sejak orang itu lahir. Karena itu orang jawa yang masih memelihara kepercayaan kejawen akan menghormati kepercayaan itu, bahkan masih banyak yang tekun menjalankan tatalaku dan ritual yang terkait dengan sedulur papat.
Karakteristik Roh Pancer dan Sedulur Papat
Telah diuraikan di atas, sedulur papat kita itu mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), dan Pusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer. Kita adalah Pancer, sedangkan sukma kita yang lain disebut sedulur pendamping kita. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer. Pancer ini juga bersifat roh / sukma.
Untuk diketahui, Pancer hadir di dalam kesadaran, perasaan dan pikiran kita.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita sok berlogika, atau tidak peduli situasi, mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, atau lebih mengutamakan dogma dan doktrin, pemikiran, pendapat sendiri dan ke-Aku-an. Itulah sebabnya kita tidak akrab dengan rasa dan firasat. Tetapi bila kita mau peka dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham, maka kita akan memiliki naluri dan insting yang tajam. Dengan cara demikian kita sudah mengakrabkan diri dengan para Sedulur Papat dan sudah memperhatikan komunikasi yang mereka lakukan.
Sebagai penjelasan, manusia terdiri dari 2 unsur pokok, yaitu tubuh biologis dan roh. Roh manusia terbagi menjadi 2, yaitu roh Pancer dan roh Sedulur Papat. Roh Sedulur Papat mendampingi Pancer, karena ada ikatan kuat di antara mereka. Tetapi mereka tidak sungguh-sungguh menyatu, mereka terpisah (kecuali setelah si manusia meninggal, roh-roh itu menyatu menjadi arwah).
Dalam kehidupan sehari-hari, roh manusia ada di dalam tubuh biologisnya. Roh itu menentukan ada tidaknya energi kehidupan di dalam tubuh manusia, yang menentukan berfungsinya bagian-bagian tubuh manusia, organ-organ dan saraf, dan otak / pikiran manusia, menghidupkan saraf-saraf motorik sehingga manusia bisa berjalan, dsb. Roh menjadi penunjang kehidupan manusia.
Roh Pancer hadir secara biologis manusia. Berpikir dan berperasaan, berlogika, merencanakan kehidupan, merasa lapar, merasa sakit, ingin kaya, ingin hidup mulia, dsb, semuanya adalah aktivitas biologis manusia. Dalam hal ini Roh Pancer manusia hadir dan bertindak sebagai mahluk biologis.
Roh Pancer hadir di dalam kesadaran, hati dan pikiran, sehingga yang berperan dalam keseharian manusia adalah Roh Pancer, sedangkan Roh Sedulur Papat keberadaannya bersifat mendampingi dan membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan (dalam bentuk ide dan ilham, bisikan hati / nurani dan mimpi).
Roh Pancer hadir di dalam kesadaran dan berpikir manusia, tetapi roh sedulur papat tidak menentukan jalan berpikir manusia. Roh sedulur papat tidak menyatu dengan pikiran manusia, tetapi hanya bersifat membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan, dalam bentuk rasa dan firasat, gambaran-gambaran gaib, ide-ide dan ilham, yang mengalir di dalam pikiran manusia.
Seseorang yang dalam hidupnya dominan mengutamakan sikap berpikirnya atau sok berlogika, menonjolkan kepandaiannya, mengutamakan pendapat sendiri dan ke-Aku-an atau dogma / doktrin, atau tidak peduli situasi, dan mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, maka dia lebih mengutamakan aspek biologisnya, aspek manusia keduniawiannya, sehingga tidak peka terhadap sesuatu yang bersifat roh, rasa dan firasat. Tetapi seseorang yang selalu peka batin, memperhatikan rasa dan firasat, ia akan tajam nalurinya, dan mungkin juga mengerti tentang kegaiban alam, karena ia kental berhubungan dengan rohnya.
Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi sehari-harinya roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, terbelenggu dalam sikap berpikir duniawi manusia, sehingga manusia tidak peka lagi dengan hal-hal yang bersifat roh, apalagi atas hal-hal yang bersifat ke-Allah-an. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.
Kepekaan atas hal-hal yang bersifat roh lebih banyak dialami ketika manusia masih kanak-kanak. Tetapi seiring berjalannya waktu dengan telah semakin aktifnya sikap berpikir duniawi manusia, kepekaan itu juga semakin lama semakin melemah.
Bila kita dekat dengan para Sedulur Papat, karena keberadaan mereka mendampingi kita sebagai Pancer, maka mungkin kita akan dapat peka rasa mengenai keberadaan roh-roh lain dan dapat peka rasa mengenai sesuatu kejadian sebelum kejadian tersebut terjadi (weruh sakdurunge winarah), melalui pemberitahuan dari mereka sebelumnya. Pemberitahuan / peringatan dari para Sedulur Papat ini bisa berupa suatu kejadian perlambang, penglihatan gaib, wangsit / bisikan gaib, mimpi, rasa, firasat, ide-ide dan ilham, dsb. Diperlukan kepekaan rasa dan batin untuk dapat menangkap sinyal komunikasi dari para Sedulur Papat dan untuk mengetahui maksudnya.
Roh sedulur papat aktif hadir di dalam perenungan-perenungan dan pencarian ide dan ilham. Roh sedulur papat aktif memberikan ide-ide pemikiran, nasehat-nasehat dan ajaran yang bersifat keduniawian (berupa ide-ide dan ilham), yang mengarahkan seseorang menjadi memiliki kecerdasan batin di dalam perbuatan-perbuatannya, kaya dengan ide dan ilham, bisa menemukan jawaban-jawaban dari permasalahannya dan tidak akan menemukan jalan buntu dalam setiap permasalahan (feeling / intuisinya tajam). Dalam hal ini para sedulur papat berperan sebagai pendamping kehidupan duniawi manusia.
Roh sedulur papat aktif hadir di dalam perenungan-perenungan kerohanian dan spiritual, memberikan ide-ide pemikiran, nasehat-nasehat dan ajaran yang bersifat kerohanian maupun spiritual, yang mengarahkan seseorang menjadi memiliki hikmat kebijaksanaan kesepuhan di dalam dirinya. Dalam hal ini para sedulur papat berperan sebagai penasehat spiritual , yang pada tingkatan yang tinggi akan menjadi guru sejati , mengantarkan seseorang menjadi waskita, mengerti kebijaksanaan hidup dan mungkin juga weruh sak durunge winarah.
Dalam hal kita akan menghadapi suatu kesulitan atau pun musibah, para sedulur papat ini akan memberikan peringatan sebelumnya (dalam bentuk bisikan hati nurani atau mimpi). Apapun yang dilakukan oleh si manusia (pancer), roh sedulur papat ini akan selalu memberikan peringatan, menjauhkan manusia dari kesulitan dan marabahaya. Dan ketika si manusia melakukan atau akan melakukan suatu perbuatan yang tidak baik atau yang akan mengakibatkan kesulitan, roh sedulur papatnya akan memberinya peringatan yang mengarahkannya untuk selalu berbuat baik dan menjauhkan manusia dari perbuatan yang mengarah pada kesulitan atau musibah. Dalam hal ini kebatinan jawa memandang keberadaan para roh sedulur papat itu sebagai teman seperjalanan kita sekaligus menjadi Pamomong (pembimbing), yang mengarahkan perilaku dan perbuatan si manusia supaya selalu baik dan tidak mengarah pada kesulitan atau musibah.
Sebaiknya kita semua mengenal dan mengakrabkan diri dengan para saudara kembar kita. Mereka itu selalu membantu kita, disadari ataupun tidak. Apalagi bila kita selalu berbuat baik dan berhati lurus. Perlu diketahui bahwa para saudara halus tersebut merasa senang kalau kita mengetahui keberadaan mereka, terlebih kalau kita memperhatikan mereka. Kalau mereka merasa diperhatikan tentu mereka akan lebih dekat dan senang membantu. Hubungan akrab dengan semua saudara halus bisa dilakukan dengan sering melakukan komunikasi dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham. Seperti juga dalam pergaulan antar manusia, kalau sering terjadi komunikasi dan saling memperhatikan, tentulah hubungannya menjadi lebih dekat dan akrab.
Seandainya kita tidak mempedulikan komunikasi mereka, apalagi kita menganggap cerita tentang saudara kembar ini hanya tahayul atau mitos saja, maka mereka juga akan merasa bahwa keberadaan mereka tidak diperhatikan dan tidak diperlukan. Mereka akan tidak antusias mendampingi dan membantu kita. Maka janganlah kesal kalau pada saat kita mendapatkan kesulitan, sial, nasib jelek, dsb, kita tidak mendapatkan peringatan atau tanda-tanda sebelumnya.
Pendampingan para roh sedulur papat ini bukan hanya ada dalam bidang keilmuan batin / spiritual, tetapi ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari. Kita sendiri juga dapat merasakan adanya ajaran-ajaran berupa ilham dan ide-ide yang mengalir di dalam pikiran kita dalam segala bidang kehidupan kita. Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, ilmu pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan semata-mata mendasarkan kecerdasan otak mereka, tetapi terutama mendasarkan diri pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti. Mereka tidak mempunyai pemahaman tentang roh sedulur papat, tetapi mereka sudah mengimplementasikan kecerdasan batin mereka sebagai Guru Sejati dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar). Dalam tahapan ini dipahami mereka adalah kawan seperjalanan kita. Tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka bisa mengetahui hal-hal yang secara fisik tidak kita ketahui, dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita dalam bentuk ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. Mereka mengerti seluk-beluk kehidupan kita, termasuk pekerjaan kita yang terkait dengan teori dan alat berteknologi tinggi atau pun teori-teori ilmiah tingkat tinggi. Karena itu bila kita aktif memperhatikan dan berkomunikasi dengan mereka, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita, ide dan ilham akan mengalir setiap saat dan kita tidak akan menemukan jalan buntu di dalam setiap permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan.
Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh, tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, terbelenggu dalam sikap berpikir duniawi manusia, sehingga manusia tidak peka lagi dengan hal-hal yang bersifat roh, apalagi atas hal-hal yang bersifat ke-Allah-an, sehingga kemudian untuk menutupi kelemahannya itu banyak orang memunculkan dogma dan pengkultusan tentang hal-hal gaib dan Tuhan seolah-olah mereka benar tahu. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan. Jika tidak bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, maka dalam hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan, yang kemudian muncul adalah sifat-sifat ke-Aku-an, sok suci, sok beriman, sok tahu, sok benar, dan akan mudah sekali terpancing rasa sentimen dan ego keAkuannya.
Di dalam proses pencarian spiritual, roh sedulur papat dan roh para leluhur akan saling berinteraksi, menjadi Guru Sejati yang akan berperan mendatangkan / mengajarkan ilmu dan pengetahuan kepadanya, walaupun orang yang bersangkutan seringkali tidak mengetahui siapa sajakah para pribadi yang sudah menjadi guru sejatinya. Itulah sebabnya, seseorang yang mempunyai garis keturunan orang ilmu akan lebih mudah mempelajari sesuatu ilmu dibanding orang lain yang tidak mempunyai garis keturunan orang ilmu.
Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam. Dan ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbingnya, maka roh sedulur papatnya akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang memberinya ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pertanyaan, dan menuntunnya pada pengetahuan yang lebih tinggi.
Ini adalah salah satu aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat sebagai Guru Sejati, yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang memiliki suatu wahyu keilmuan / spiritual / kesepuhan dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut dalam mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi (termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern).
Dalam proses belajar banyak pihak yang menjadi Guru Sejati kita, terutama adalah pihak-pihak yang nyata-nyata sudah mengajar kita, yang sudah menjadikan kita menguasai suatu ilmu atau pengetahuan. Konteks Sedulur Papat sebagai Guru Sejati kita muncul ketika tidak ada lagi pihak yang menuntun dan memberi kita ajaran, sehingga kita harus mempelajarinya sendiri. Dalam kondisi ini kita mempelajari sesuatunya sendiri, mengandalkan kecerdasan pikiran dan kecerdasan batin kita sendiri. Dalam kondisi ini interaksi dengan sedulur papat akan lebih intensif, berupa mengalirnya ide dan ilham sebagai inspirasi untuk ditindaklanjuti, walaupun kita sendiri tidak menyadari bahwa ide dan ilham itu berasal dari para roh sedulur papat.
Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat kita itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri. Kekuatan mereka dan keyakinan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin dan kegaiban tersendiri yang akan berguna dalam melandasi keberhasilan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Keilmuan dan pengetahuan yang didasarkan pada kesadaran akan kesejatian manusia akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai mahluk biologis dan sebagai mahluk roh. Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh. Dan apa yang sudah dapat diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia.
Di bawah ini ada beberapa ajaran bila kita ingin menyampaikan sesuatu kepada mereka, para roh Sedulur Papat, beberapa contoh cara dan doa (amalan) untuk komunikasi dan mendekatkan diri kepada mereka.
Misalnya kita akan melakukan sesuatu yang sifatnya penting bagi kita, kita dapat berkata kepada mereka, (mengucap dalam hati kepada mereka seolah-olah mereka ada di sekitar kita) :
Contoh 1 (kejawen) : Marmarti Kakang Kawah Adi Ari-Ari …… (sebutkan nama anda)
kadhangku kang lahir bareng sedino lan
kadhangku kang lahir bareng sewengi
Sang rojo bardah ingsun
Ingsun arso …….. (sebutkan apa yang akan anda lakukan)
Ewang-ewangono ingsun.
Contoh 2 (umum) : Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya dalam bekerja, sehingga
pekerjaan saya lancar dan benar. Kalau ada kesalahan, tolong beritahu saya.
Contoh 3 (umum) : Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya. Niat saya pergi keluar kota.
Bantulah saya supaya tidak ada kecelakaan, kejahatan atau gangguan apapun di
jalan.
Contoh 4 (umum) : Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya. Anak saya sedang sakit.
Bantulah saya, tunjukkan kepada saya di dalam mimpi, obat atau cara untuk
menyembuhkan anak saya.
Sebenarnya, yang namanya sedulur papat itu selalu menyatukan diri dengan pancernya. Dalam hal ini tanpa usaha penyatuan apapun, tanpa laku kebatinan ataupun berbagai macam amalan dan doa, roh sedulur papat selalu menyatukan dirinya dengan pancernya dan aktif berinteraksi dengan pancernya, walaupun karena ketidaktahuannya (atau sok tahu) ada orang yang menganjurkan dilakukannya tata dan laku kebatinan, puasa, laku prihatin dan tirakat, juga amalan dan doa, untuk mendekatkan, atau mengaktifkan sedulur papat.
Tanpa laku apapun sedulur papat selalu mendekatkan diri kepada pancernya karena sedulur papat adalah bagian yang tak terpisahkan dari pancernya, karena roh sedulur papat merupakan salah satu unsur yang membentuk sukma manusia. Justru pancernya itu (kita sendiri) yang seringkali tidak peduli kepada sedulur papatnya.
Dengan demikian harus dimengerti bahwa segala macam laku olah rasa dan kebatinan, amalan dan doa, dan laku prihatin, adalah upaya manusia untuk mendekatkan dirinya (pancer) kepada sedulur papatnya itu, upaya kita sendiri sebagai pancer untuk lebih perhatian kepada sedulur papat kita, untuk kita bisa lebih peka rasa / tanggap atas semua bentuk interaksi dan komunikasi dari sedulur papat, bukan sebaliknya, bukan untuk mendekatkan sedulur papat kepada pancernya, dan jangan dipaksakan untuk itu.
Begitu juga dalam hal peka rasa, harus kita sendiri sebagai pancer yang berusaha peka rasa, misalnya dengan latihan olah rasa. Sedulur papat sudah membantu dengan memberikan gambaran dan bisikan gaib supaya kita lebih ngeh dengan sesuatu yang gaib. Jangan berpikiran sebaliknya. Jangan memaksakan pemikiran bahwa sedulur papat harus diaktifkan. Kita sendiri yang harus peka rasa untuk bisa merasakan aktifnya mereka kepada kita. Jangan menganggap sedulur papat kita tidak membantu kalau kita merasa tidak cukup peka rasa, karena harus kita sendiri yang berusaha peka rasa, mereka hanya membantu saja (itu juga kalau kita punya keinginan untuk peka rasa).
Dalam kehidupan sehari-hari usaha kita untuk mendekatkan pancer (kita sendiri) dengan sedulur papat kita salah satunya adalah dengan cara kita peka rasa untuk mendengarkan bisikan ide / ilham dan peka rasa untuk memperhatikan tanda / firasat yang diberikan oleh para sedulur papat kita.
Biasanya cara sedulur papat berinteraksi / berkomunikasi dengan kita adalah dengan memberikan mimpi, atau rasa dan firasat tentang akan terjadinya sesuatu kejadian, atau berupa ide dan ilham yang mengalir dalam pikiran kita. Rasa dan firasat seringkali muncul berupa perlambang rasa.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, apalagi dalam kehidupan modern ini, rasa dan firasat seringkali diabaikan. Namun bila seseorang memperhatikan rasa dan firasatnya, dia sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya.
Misalnya, seseorang yang akan bepergian ke luar kota, karena merasa tidak enak hati kemudian membatalkan keberangkatannya. Ternyata kemudian dia mendapat berita bahwa kendaraan yang seharusnya ditumpanginya, mengalami kecelakaan. Untunglah dia tidak jadi berangkat. Apakah ini kebetulan saja?
Mungkin kita tidak akan terburu-buru berangkat kerja, walaupun sudah terlambat / kesiangan, seandainya saja sebelumnya kita tahu atau dapat merasakan bahwa pada hari itu ada anggota keluarga kita yang akan mengalami musibah.
Seringkali rasa dan firasat ini dianggap tahayul dan klenik, karena itu kita harus bisa membedakan sesuatu rasa, apakah itu hanya rasa biasa saja ataukah rasa yang merupakan suatu pertanda tentang sesuatu kejadian yang akan terjadi. Belajarlah peka terhadap bisikan-bisikan nurani, firasat, dsb. Jangan mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan mengada-ada, jangan melebih-lebihkan, jangan ber-ilusi.
Ada juga sisi manfaat lain jika kita peka rasa.
Misalnya, sudah umum sebenarnya, walaupun sering diabaikan atau dianggap tahayul, tapi sebenarnya sudah sering sekali terjadi di kehidupan manusia di manapun di dunia, yaitu kasus orang kesambet, ketempelan, atau ketempatan mahluk halus. Pengaruh negatifnya bisa berdampak pada kesehatan, psikologis dan pikiran (psikis), bisa juga berpengaruh negatif terhadap jalan hidup, kerejekian dan rumah tangga.
Kalau adanya kasus ini menyebabkan kita (atau anggota keluarga kita) sakit, baik pegal-pegal, pusing, sakit organ dalam atau bahkan tumor dan kanker, umumnya kita hanya mengupayakan pengobatannya secara medis saja, ke dokter atau minum obat saja. Tapi kesembuhannya hanya sementara saja, nantinya akan muncul lagi, apalagi kalau penyakitnya parah yang bahkan bisa berujung kematian. Sakit-penyakit yang sumbernya karena gaib tidak semuanya bisa ditangani oleh medis, menambah panjang antrian pasien di rumah sakit, tetapi tidak semuanya bisa disembuhkan secara medis.
Tapi kalau kita peka rasa mungkin kita akan bisa membedakan sakit-penyakit yang asli medis dengan yang asalnya adalah pengaruh gaib, sehingga yang sakitnya asli medis kita akan mengobatinya secara medis, dan yang asalnya dari pengaruh gaib kita akan menambahkan penyembuhannya dengan cara-cara kegaiban atau dengan pembersihan gaib.
Dengan demikian kita menjadi lebih tahu bagaimana harus bersikap jika ada sesuatu yang negatif menimpa diri kita (atau keluarga kita), apakah penanganannya harus secara modern duniawi ataukah harus ditambahkan dengan cara-cara kegaiban. Begitu juga bila ada dampaknya yang negatif terhadap psikologis dan pikiran (psikis), atau terhadap jalan hidup dan kerejekian dan rumah tangga. Baca juga : Pengaruh Gaib Thd Manusia.
Sesuai kondisi jaman sekarang, olah rasa dan firasat dapat dilakukan dengan cara sederhana tanpa harus banyak mengorbankan waktu dan aktivitas, misalnya seperti yang dicontohkan dalam tulisan : Olah Rasa dan Kebatinan.
Sebagai pelengkap cerita sedulur papat dan laku prihatin dalam budaya jawa yang terkait dengan sedulur papat anda dapat membaca tulisan berjudul : Laku Prihatin dan Tirakat.
Mengenai pengapesan, semua orang mengalaminya, hanya bentuk kejadiannya saja yang tidak sama.
Sebaiknya kita peka rasa untuk bisa tanggap firasat, sehingga jika ada suatu kejadian yang tidak mengenakkan, kita sudah lebih dulu mendapatkan pemberitahuan / tanda sehingga kita bisa menghindarinya dan bisa mengambil suatu tindakan untuk meminimalisir resiko negatifnya.
Ada pertanyaan dari seorang pembaca mengenai ide dan ilham yang ada kalanya muncul saling berlawanan. Ketika sedang hening berusaha mencari jalan keluar dari masalah kehidupan muncul ide / ilham yang saling bertentangan. Di satu sisi mengingatkan bahwa kalau kita percaya kepada Kuasa Tuhan, maka masalah apapun bisa diselesaikan. Di sisi lain ada suara yang sifatnya melemahkan, menjadi merasa terlalu muluk untuk meminta hal yang besar kepada Tuhan. Mana yang harus dipilih sebagai jawaban batin ? Apa yang menjadi ciri dari ide / ilham dari batin yang harus diikuti ?
Ulasannya sbb :
Ide dan ilham dimengerti sebagai suatu bisikan gaib yang berasal dari luar kesadaran manusia yang diterima di dalam pikiran manusia. Jika bisikan gaib itu tidak berasal dari sesosok gaib lain, maka diartikan bisikan itu berasal dari batin / sukma si manusia sendiri, umumnya berasal dari roh sedulur papatnya.
Roh manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu roh pancernya dan roh sedulur papatnya.
Roh pancer hadir secara biologis manusia, melambangkan kesadaran si manusia.
Roh sedulur papat hadir secara gaib sebagai pendamping roh pancernya.
Dalam kondisi manusia sadar berpikir, maka ide / ilham itu berasal dari sedulur papatnya.
Dalam kondisi pikiran manusia mengambang, atau seperti sedang melamun, atau berada di alam bawah sadar, kadang-kadang terjadi semacam percakapan antara pancer dan sedulur papatnya yang kita rasakan sebagai ide / ilham yang mengalir di pikiran kita.
Jika itu terjadi, maka biasanya roh sedulur papatnya akan memberikan masukan-masukan yang bersifat positif, membangun kualitas diri si manusia ke arah yang positif, sedangkan roh pancernya, yang lebih banyak bersifat biologis manusia, seringkali memunculkan kata-kata yang sifatnya melemahkan, bisa juga malah mengarahkan si manusia untuk berbuat yang tidak baik, untuk mengoptimalkan aspek biologis / keduniawiannya, malahan bisa menjadi iblis baginya.
Dalam hal ini sedulur papatnya itu berfungsi sebagai alat kontrol diri bagi si manusia, untuk membangun kesadaran diri dan kualitas kepribadian yang tinggi.
Selebihnya tergantung si manusianya sendiri apa saja yang akan diperbuatnya.
Pilih saja yang sifatnya membangun kualitas diri, jangan yang jelek.
Jadi seharusnya kita selalu menggunakan kesadaran yang tertinggi, dalam hal apapun, baik dalam hal duniawi maupun ketuhanan, jangan menggunakan kesadaran yang rendah, yang menjadikan manusia hidup dalam kepribadian, perilaku dan kehidupan yang rendah.
Keilmuan Sedulur Papat Kalima Pancer
Pada masa sekarang ini sudah jarang ada orang yang menekuni olah kebatinan, bahkan jarang sekali pada jaman sekarang ini ada orang yang memiliki pemahaman yang benar tentang kebatinan, apalagi yang memiliki kemampuan kebatinan yang tinggi dan mengajarkan / menularkan keilmuan kebatinannya kepada orang lain. Pemahaman tentang kebatinan saja belum tentu benar, apalagi memiliki kemampuan kebatinan yang tinggi.
Pada masa sekarang ini lebih banyak orang yang hanya bisa membuat dogma dan pengkultusan saja tentang kebatinan dan elemen-elemen di dalamnya, tetapi tidak mampu menelisik benar-tidaknya, apalagi kesejatiannya, karena tidak menguasai kebatinan dan spiritual yang tinggi yang menjadi syarat dasarnya.
Karena tidak menguasai kebatinan dan spiritual yang tinggi yang menjadi syarat dasarnya kebanyakan orang hanya memunculkan pengkultusan saja, pengkultusan yang tinggi-tinggi. Padahal dalam dunia kebatinan dan spiritual tidak ada banyak pengkultusan, karena sifatnya adalah menggali dari sesuatu yang walaupun dalam, dan masih tersembunyi, tetapi nyata ada, bisa dibuktikan, bukannya mengkultuskan, karena itu adalah bagian dari tujuan dan laku keilmuan yang mereka harus bisa mengetahuinya sendiri, bukannya malah mengkultuskan.
Dan sama dengan kebanyakan orang jaman sekarang yang hanya bisa membuat dogma dan pengkultusan saja, terutama tentang sesuatu yang sifatnya gaib, juga tentang kebatinan dan elemen-elemen di dalamnya, tetapi tidak mampu menelisik benar-tidaknya, apalagi kesejatiannya, aspek roh pancer dan sedulur papat ini juga lebih banyak yang hanya berupa pengkultusan saja.
Dalam kebatinan jawa istilah roh sedulur papat lan kalima pancer selalu disebutkan, karena pengetahuan dan pengertian tentang itu sifatnya sangat mendasar, melandasi kekuatan batin dan sukma manusia, yang bila diyakini, dihayati dan diolah dengan mendalam akan memunculkan suatu kegaiban dan kekuatan gaib yang berasal dari dalam diri manusia sendiri, yang adalah potensi dari kekuatan kebatinan dan kegaiban sukma manusia, yang diolah melalui ketekunan kepercayaan dan penyelarasan hidup dan pemujaan kepada Gusti Allah. Termasuk ucapan-ucapan yang dilandasi kekuatan dan keyakinan batin akan terjadi, maka itu akan benar terjadi, saking kersaning Allah. Orang yang sedemikian itu sering disebut ucapannya mandi (manjur / idu geni).
Tetapi tidak banyak orang yang mengetahui dan menyadari bahwa pengetahuan tentang Sedulur Papat Kalima Pancer dan konsep-konsep kebatinan lain seperti Manunggaling Kawula Lan Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, Sukma Sejati, Guru Sejati, dsb, sebenarnya adalah puncak-puncak dari keilmuan kebatinan dan spiritual jawa, jauh sebelum datangnya agama Islam di pulau Jawa. Konsep-konsep tersebut adalah terminologi asli kejawen dan adalah hasil pencapaian kebatinan dan spiritual tokoh-tokoh kejawen, yang kemudian diajarkan kepada para pengikutnya dan akhirnya berkembang menjadi ajaran kebatinan jawa atau menjadi aliran kepercayaan / kerohanian kejawen.
Begitu juga tentang Roh Sedulur Papat dan Pancer yang secara kesatuan merupakan roh / sukma manusia. Pemahaman dan pengetahuan tentang roh sedulur papat adalah pengetahuan gaib yang berdimensi tinggi yang tidak sembarang orang mampu melihat, mengetahui, apalagi mengembangkannya, sekalipun mereka sudah bertahun-tahun menjadi praktisi supranatural.
Walaupun pada masa sekarang pemahaman tentang sedulur papat sudah menyebar ke banyak tempat dan daerah dan masyarakat di banyak daerah mempunyai nama dan penyebutan sendiri-sendiri tentang sedulur papat, tetapi sejak awalnya dulu di seluruh dunia pemahaman dan pengetahuan tentang sedulur papat adalah hasil temuan olah laku kebatinan / spiritual orang-orang jawa. Bahkan di tanah India, Cina dan Tibet, daerah-daerah yang terkenal berbudaya spiritual tinggi pun tidak ada pengenalan tentang sedulur papat. Dan walaupun ada banyak bentuk keilmuan yang mirip, tetapi keilmuan yang asli didasarkan pada pendayagunaan sedulur papat hanya ada di jawa.
Walaupun pada masa sekarang pemahaman yang dalam dan keilmuan yang terkait dengan sedulur papat sudah banyak berkurang sesudah berkembangnya agama modern, dan pemahaman tentang sedulur papat yang sampai sekarang masih dilestarikan orang hanyalah berdasarkan tradisi saja, tetapi sejak awalnya dulu di seluruh dunia hanya manusia jawa saja yang memiliki pemahaman yang dalam tentang sedulur papat. Walaupun orang di tempat-tempat lain sudah tahu dan punya penyebutan sendiri-sendiri tentang sedulur papat, tetapi budaya kebatinan dan spiritual yang terkait dengan sedulur papat tidak mengakar dalam kehidupan masyarakatnya, karena pengetahuan tentang sedulur papat memang bukan berasal dari sana, mereka hanya sekedar tahu saja (mendengar).
Tetapi banyak orang yang kurang mengerti tentang Sedulur Papat kemudian memberikan pandangan-pandangan lain, misalnya menyamakan artinya sebagai sifat-sifat tanah, air, api, dsb dalam diri manusia. Atau juga dalam penyebaran agama Islam di tanah jawa dulu, sebagai tandingan dari ajaran kejawen dan untuk menghapuskan pengaruh ajaran Syech Siti Jenar yang telah diterima secara umum oleh masyarakat Jawa, sedulur papat sering disamakan sebagai empat jenis nafsu manusia atau disamakan dengan malaikat-malaikat pendamping manusia (juga untuk kepentingan penyebaran agama Islam, arti kata pusaka kalimasada dalam cerita pewayangan dibelokkan artinya menjadi kalimah syahadat (Wikipedia)).
Tanpa bermaksud menyalahkan atau merendahkan pandangan-pandangan lain tersebut, Penulis hanya ingin mengingatkan saja bahwa konsep-konsep kejawen tersebut di atas adalah asli terminologi kebatinan jawa dan memiliki arti dan makna sendiri yang tidak dapat disamakan atau digantikan dengan arti dan makna dalam pandangan-pandangan lain tersebut. Jika pun dihubungkan dengan penghayatan kebatinan masyarakat Jawa, laku prihatin dan tirakat, wetonan, dsb, maka arti dan makna dalam konsep pandangan lain tersebut sama sekali berbeda dengan arti dan makna roh pancer dan sedulur papat dalam konsep kejawen di masyarakat. Apalagi kalau diterapkan dalam keilmuan kebatinan kejawen, arti dan makna roh pancer dan sedulur papat dalam pandangan lain tersebut sama sekali tidak berguna. Dengan demikian menjadi jelas bahwa konsep-konsep kejawen itu sama sekali tidak dapat disamakan atau digantikan dengan konsep-konsep dalam pandangan lain tersebut.
Begitu juga dengan istilah kebatinan ajaran Manunggaling Kawula Lan Gusti, ajaran penghayatan penyatuan dan keselarasan manusia dengan Tuhan, adalah istilah di dalam kepercayaan kebatinan jawa dan menjadi tujuan dari laku penghayatan kepercayaan kejawen. Tetapi istilah itu menjadi populer setelah digunakan oleh Syech Siti Jenar dalam ajaran kebatinan Islam jawa, karena saat itu bertentangan dengan pendapat Sunan Kudus dan para Wali lain yang menganggap bahwa ajaran itu bukan murni ajaran Islam. Dalam hal ini Syech Siti Jenar sebagai seorang pemuka agama Islam dianggap telah mengajarkan ajaran yang bukan asli ajaran Islam, menyimpang dari ajaran Islam yang benar, dan dianggap sesat.
Berdasarkan jalannya sejarah, budaya kebatinan jawa terbagi dalam 2 periode jaman, yaitu jaman sebelum berkembangnya agama Islam dan jaman sesudah berkembangnya agama Islam.
Sebelum berkembangnya agama Islam orang jawa mengikuti tradisi kebatinan jawa dalam hal berketuhanan. Jalan keagamaannya masih murni mengikuti ajaran ketuhanan kejawen. Sekalipun berkembang juga ajaran agama Hindu dan Budha, dan orang jawa memeluk agama itu, tetapi orang jawa tetap mempunyai pengertian sendiri tentang kejawaan dan ketuhanan.
Setelah berkembangnya agama Islam orang jawa mulai meninggalkan ajaran jawa untuk digantikan dengan ajaran dan peribadatan Islam. Sebagian ajaran filosofi jawa ada yang sengaja dibelokkan, orang-orang memasukkan unsur Islam ke dalam ajaran jawa, menjadi ajaran Islam jawa, yang seringkali ajarannya malah menjadi dangkal, tidak dalam, tidak mengakar pada filosofi jawa yang asli, juga tidak mengakar pada filosofi Islam yang asli. Tatalaku dan ritual dalam budaya jawa juga sudah banyak dimasukkan unsur Islam, menjadi budaya Islam kejawen. Puasa wetonan, syukuran / selametan, bersih desa, sedekah bumi, dsb, sudah banyak bernuansa Islam. Akibatnya, pada masa ini orang sudah tidak lagi memiliki pemahaman yang benar dan dalam tentang budaya dan filosofi jawa, sudah tidak lagi murni dan asli seperti yang seharusnya.
Dalam tulisan-tulisan di halaman lain Penulis sudah menuliskan hubungan sedulur papat dengan kemampuan seseorang dalam keilmuan batin / gaib (misalnya dalam tulisan Olah Rasa dan Kebatinan, Olah Sukma dan Kebatinan dan Terawangan / Melihat Gaib ). Namun seringkali para praktisi kebatinan, termasuk orang-orang yang mampu melihat gaib, tidak menyadari keberadaan roh sedulur papat dan tidak mampu melihatnya, sehingga tidak mempunyai pemahaman yang dalam tentang roh sedulur papat dan juga tidak dapat mendayagunakan kemampuan roh-roh itu atau mendayagunakan kombinasi kesatuan roh Sedulur Papat dan roh Pancer.
Memang tidak semua orang, termasuk para spiritualis kawakan yang mampu melihat gaib, mampu juga untuk melihat roh sedulur papat, karena dimensinya jauh lebih halus dan lebih sulit dilihat daripada jenis kuntilanak, gondoruwo atau roh-roh halus tingkat rendah lainnya yang biasa dilihat orang (sehingga sekalipun di sekitarnya ada banyak roh sedulur papat yang terpisah milik orang lain, mereka tidak melihatnya). Roh Saudara Kembar / Sedulur Papat menjadi sesuatu yang sulit untuk dilihat, sehingga kalau seseorang sudah pernah melihat / bertemu dengan roh sedulur papat-nya seringkali dianggap sebagai suatu keberuntungan dan keistimewaan tersendiri.
Bahkan seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan keilmuan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud Guru Sejati, yang tidak lain adalah sedulur papatnya, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip dengan orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan penting yang masih harus dikembangkan lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya sekedar pernah melihat / bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Bahkan sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk melihat / bertemu dengan roh sedulur papat kalau itu dilakukan dengan laku dan rasa kebatinan. Tetapi manfaat akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan roh sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap sisi kehidupannya.
Pendayagunaan roh sedulur papat, selain secara keilmuan kebatinan, dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, ide dan ilham, penglihatan gaib dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai suatu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai sosok pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri.
Karena itu dalam doa dan amalan kejawen selalu disebutkan :
Niat Ingsun .......................
Saking kersaning Allah.
Artinya, dalam doa dan niat seseorang melakukan suatu perbuatan yang dianggap penting selalu disatukan dengan kebersamaan para sedulur papatnya menjadi satu kesatuan perbuatan bersama-sama, menjadi satu kebatinan yang lebih kuat dibandingkan jika hanya dilakukan dengan keinginan sendiri, sehingga hasilnya akan lebih baik dan pengaruhnya secara kebatinan dan kegaiban akan menjadi lebih kuat, walaupun ucapan: kakang kawah adi ari-ari, kadhangku kang lahir nunggal sedino lan kadhangku kang lahir nunggal sewengi, Ingsun arso ….... Ewang-ewangono ingsun ....... tidak selalu disebutkan, karena sugesti istilah Ingsun adalah mewakili kesatuan Sedulur Papat Lan Kalima Pancer.
Tetapi doa dan amalan itu hanya akan berarti jika seseorang memiliki pemahaman dan kepercayaan tentang keberadaan roh sedulur papat dan kesatuan mereka dengan sukmanya. Tanpa itu doa-doa dan amalan itu tidak akan banyak memberi manfaat, walaupun sering diucapkan berulang-ulang atau diwirid sebagai suatu amalan ilmu.
Di kalangan pelaku kebatinan jawa, yang sudah bisa bertemu dengan sedulur papatnya dan sudah bisa mendayagunakannya, pancer dan sedulur papat ini bukan lagi hanya sebatas kepercayaan saja, tetapi adalah pengetahuan, mereka sendiri tahu, punya kemampuan untuk mengetahui, dan punya kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya itu bersama aspek kesejatian lain di dalamnya.
Di kalangan masyarakat umum jawa pemahaman sedulur papat ini adalah kepercayaan yang bersifat tradisi turun-temurun dan sebagian orang masih melestarikannya bersama dengan ritual-ritual tradisional yang terkait dengan sedulur papat. Tetapi di sisi lain, di kalangan orang-orang ilmu, kepercayaan itu berkembang menjadi dogma dan pengkultusan yang kebenarannya mereka sendiri tidak mengetahuinya, tapi meyakininya sebagai benar, dan itu ditularkan kepada orang-orang lain.
Penulis ingin meluruskan salah satu dogma dan pengkultusan tentang sedulur papat berupa pandangan beberapa kalangan yang mengatakan bahwa roh sedulur papat kita mempunyai kekuatan gaib yang tinggi, sehingga kalau kita bisa mendayagunakannya sebagai khodam ilmu, maka ilmu kita akan ampuh, lebih ampuh daripada kita menggunakan khodam-khodam yang lain.
Di halaman berjudul Kesaktian Manusia dan Kesaktian Mahluk Halus Penulis sudah menuliskan bahwa kekuatan sukma seseorang terutama adalah berasal dari kekuatan laku kebatinan / spiritual seseorang semasa hidupnya (selain kebatinan / spiritual yang bersifat keilmuan, juga kekuatan dari penghayatan kebatinan kerohanian dan keagamaan / ketuhanan).
Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar). Dalam tahapan ini dipahami bahwa mereka adalah kawan seperjalanan kita. Tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka bisa mengetahui hal-hal yang secara fisik tidak bisa kita ketahui, dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita dalam bentuk ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita.
Sejalan dengan perkembangan laku kebatinan dan spiritual kita, kekuatan gaib roh Pancer dan Sedulur Papat kita juga akan meningkat. Kekuatan roh Pancer dan Sedulur Papat kita secara satu kesatuan akan menjadi kekuatan sukma kita. Karena itu kekuatan gaib roh sedulur papat akan sejalan dengan perkembangan laku kebatinan dan spiritual kita. Setelah kekuatan kebatinan kita kuat, dan kekuatan gaib sedulur papat kita juga kuat (karena mengikuti laku Pancer-nya), barulah kekuatan gaib dari para sedulur papat kita itu bisa menjadi "khodam" kita yang berkekuatan tinggi. Tetapi sebagai roh perkembangan kekuatan sedulur papat lebih cepat daripada orangnya, dan biasanya kekuatan mereka juga lebih tinggi daripada Pancernya.
Dengan demikian bisa dimengerti bahwa secara umum dan alami kondisi kekuatan gaib Roh Pancer dan Sedulur Papat seorang awam adalah lemah, bahkan lebih lemah dibandingkan kuntilanak yang di alam gaib termasuk sebagai roh halus yang kekuatan gaibnya paling lemah. Setelah orang tersebut menempa kebatinannya (dengan laku kebatinan atau kebatinan keagamaan / ketuhanan) barulah kemudian kekuatan kebatinan (kekuatan sukma) seseorang menjadi kuat. Karena itu kebatinan dan spiritual orang itu harus ditempa terlebih dahulu supaya mempunyai kekuatan yang tinggi, barulah roh sedulur papatnya mempunyai kekuatan gaib yang tinggi karena sifatnya mengikuti laku yang dilakukan oleh Pancernya.
Ringkasnya, jika kita sendiri belum pernah menekuni suatu laku yang efeknya meningkatkan kekuatan sukma (pancer dan sedulur papat kita) kemungkinan besar kondisi kekuatan sukma kita masih rendah, masih sama dengan kekuatan sukma orang-orang yang umum dan awam yang biasanya tidak lebih tinggi daripada kekuatan gaib kuntilanak. Sekalipun kita mengamalkan keilmuan yang amalan-amalannya ada menggunakan istilah sedulur papat dan pancer, kemungkinan besar kegaiban yang bekerja adalah dari khodam yang sudah kita miliki atau khodam yang dibekalkan kepada kita dan para peserta lainnya, bukan dari sedulur papat dan pancer kita.
Ada pertanyaan :
Mengenai penjelasan tentang sedulur papat yang berpotensi menjadi khodam, apakah hal tersebut terjadi secara otomatis, atau butuh dipupuk, dilatih dan disugesti ?
Ulasan :
Berdasarkan pengetahuan Penulis pribadi, roh sedulur papat yang berpotensi menjadi khodam hanya terjadi pada orang-orang yang mengerti kegaiban dan yang menguasai ilmu gaib, kebatinan dan spiritual.
Pada orang-orang awam biasanya itu tidak terjadi, karena secara alami sedulur papat manusia kekuatannya lemah, sebanding dengan kekuatan sukma / pancer si manusia itu sendiri yang biasanya juga lemah, yang bahkan masih lebih lemah daripada kuntilanak yang di alam gaib termasuk jenis mahluk halus yang paling lemah (walaupun manusia itu merasa kuat berilmu, kuat kepercayaannya atau merasa beriman), sehingga sedulur papatnya itu belum mampu untuk menjadi khodam pelindungnya.
Karena kekuatannya masih lemah kebanyakan yang mampu dilakukan oleh sedulur papatnya itu hanyalah sebatas memberikan peringatan-peringatan, ide dan ilham, bisikan-bisikan dan gambaran gaib. Itu juga kalau orangnya peka rasa.
Sukma manusia umumnya kekuatan gaibnya berasal dari kekuatan kebatinan dan spiritualnya semasa hidupnya. Seorang manusia awam / umum yang belum pernah melakukan laku olah kebatinan / spiritual atau laku lain yang efeknya memperkuat sukma, kekuatan sukmanya (kesatuan roh pancer dan sedulur papatnya) umumnya tidak lebih tinggi daripada kekuatan gaib kuntilanak (karena itu kekuatan gaib setingkat kuntilanak saja bisa membunuh manusia. Baca juga : Kesaktian Mahluk Halus). Sesudah orang tersebut menjalani laku kebatinan / spiritual atau laku lain yang efeknya memperkuat sukma, barulah sukma orang itu terbentuk kekuatannya, dan dari sifat kekuatan sukmanya itu akan bisa diketahui juga apakah kekuatannya itu berasal dari laku kebatinan ataukah dari laku spiritual.
Ada orang-orang tertentu yang menguasai ilmu medhar sukma dengan amalan gaib. Dalam contoh ini roh sedulur papatnya menjadi khodam orang itu karena "dipaksa" dengan amalan gaib. Tapi kalau sedang tidak dibacakan amalan gaib, sedulur papatnya akan pasif, tidak menjadi khodamnya.
Ada juga orang-orang tertentu yang menguasai ilmu merogoh sukma dengan amalan gaib. Dalam contoh ini keseluruhan roh orang tersebut bisa keluar dari tubuhnya dan masuk ke alam gaib. Tapi kalau sedang tidak merogoh sukma, sedulur papatnya akan pasif, tidak menjadi khodamnya.
(Dengan catatan, keilmuan merogoh sukma dan medhar sukma di atas adalah yang benar-benar terjadi, bukan yang bersifat ilusi dan halusinasi, baca juga : Terawangan / Melihat Gaib).
Apapun jenis keilmuan seseorang, setinggi apapun ilmunya, apapun amalan dan doa yang diamalkannya, walaupun mengatasnamakan roh pancer dan sedulur papat, selama lakunya itu tidak secara langsung mengolah sisi kekuatan kebatinan dan sukmanya, maka kemungkinan besar kekuatan sukmanya tetap rendah, sehingga tidak bisa menjadi khodam pelindungnya. Dalam kondisi yang seperti itu maka yang menjadi pelindung gaibnya biasanya adalah khodam ilmu / pendamping yang dibekalkan kepada seseorang ketika menimba ilmu, bukan roh sedulur papatnya.
Pada orang-orang yang menekuni laku kebatinan / spiritual, biasanya mereka merasakan adanya kekuatan gaib dan perlindungan gaib yang berasal dari kegaiban sukmanya. Kekuatan gaib itu sebagian berasal dari kegaiban roh pancernya, sebagian lagi berasal dari kegaiban roh sedulur papatnya.
Ketika roh sedulur papatnya sudah sampai pada tingkat kekuatan tertentu, sudah merasa kuat, maka akan ada saat-saat tertentu roh sedulur papatnya itu berinisiatif medhar, keluar dari badan si manusia, menunjukkan bahwa mereka sudah cukup kuat untuk menjadi sosok pelindung gaib si manusia pancernya, biasanya terjadi sesudah roh sedulur papatnya berkekuatan di atas 20 kalinya kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul (dengan demikian diartikan bahwa kekuatan gaib di bawah 20 kalinya kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul secara kebatinan kekuatan setingkat itu masih dianggap rendah).
Dalam contoh kasus ini biasanya roh sedulur papatnya mendapatkan peningkatan kekuatan sejalan dengan laku kebatinan / spiritual yang dijalani oleh orang tersebut. Sejalan dengan bertambahnya kekuatannya, roh sedulur papatnya akan aktif berfungsi sebagai khodam gaib yang menjaganya, mengikuti sugesti orangnya untuk menolak roh-roh jahat dan serangan gaib dan akan aktif mendatangkan ide / ilham dan bisikan gaib / wangsit (orangnya sendiri harus aktif menolak roh-roh jahat dan serangan gaib, barulah ia mengsugesti sedulur papatnya untuk juga berbuat begitu).
Jadi roh sedulur papat yang berpotensi menjadi khodam tidak otomatis terjadi pada semua orang. Biasanya hanya terjadi pada orang-orang yang menggeluti dunia kegaiban, kebatinan dan spiritual.
Ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbing, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbing yang utama, yang akan aktif memberikan ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, dan menuntun pada pengetahuan yang lebih tinggi untuk ditindaklanjuti.
Inilah aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat sebagai Guru Sejati bagi seseorang yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang menerima suatu wahyu keilmuan / spiritual / kesepuhan dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut dalam memahami dan mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi (termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern masa depan).
Ada pertanyaan dari seorang pembaca, sewaktu ngebleng terutama saat weton, apakah kekuatan sukma bisa sampai 2 x lipat dari keadaan normal ataukah tidak.
Dengan syarat selama berpuasa menjauhi kondisi / suasana bersenang-senang / hiburan dan puasanya sebelumnya sudah diniatkan (bukan asal puasa), ngebleng hari apa saja sesuai niatnya, termasuk wetonan :
- ngebleng 1 hari bisa menaikkan kekuatan sukma menjadi 1,5 kali kondisi normalnya
- ngebleng 3 hari bisa menaikkan kekuatan sukma menjadi 3 kali kondisi normalnya
Tapi sesudahnya ketika sudah tidak lagi berpuasa kondisi kekuatan sukmanya bisa menurun lagi, apalagi jika sehari-harinya sering menonton hiburan, televisi, atau hidupnya banyak bersenang-senang.
Karena itu kalau diniatkan puasanya untuk menaikkan kekuatan sukma, maka puasanya itu harus dijadikan kebiasaan rutin. Lebih bagus lagi kalau sehari-harinya tidak mengumbar kesenangan hidup.
Ada juga pertanyaan, puasa apa yang efektif meningkatkan kekuatan batin / sukma.
Kalau tujuannya untuk meningkatkan kekuatan sukma, kalau hanya berpuasa saja, efek peningkatannya tidak signifikan. Efek dari puasa lebih banyak bersifat "membangkitkan" kekuatan dan kegaiban sukma dan menambah "kekerasan" batin manusia.
Kalau tujuannya untuk meningkatkan kekuatan sukma seharusnya lakunya adalah untuk "membangun" kekuatan sukma, misalnya dengan olah batin dan oleh energi untuk kekuatan sukma. Selama menjalankan olah batin itu, laku berpuasa itu sangat baik untuk memperkuat meningkatnya kekuatan sukma.
Secara umum kondisi sukma manusia adalah lemah, bahkan masih lebih lemah dibandingkan mahluk halus kuntilanak yang di alam gaib termasuk jenis yang paling lemah, sehingga sekuat apapun fisiknya, orang akan mudah untuk dipengaruhi atau diserang secara gaib, juga gampang kesambet. Sukma akan kuat jika orang itu menjalankan laku yang efeknya memperkuat sukma.
Olah Rasa dan Olah Batin akan menjadi dasarnya.
Setelah itu bisa dilanjutkan dengan laku "membangun" kekuatan sukma, misalnya dengan olah batin dan olah energi untuk kekuatan sukma, seperti dicontohkan dalam tulisan-tulisan bertema Meditasi Energi.
Selama menjalankan olah batin itu laku berpuasa sangat baik untuk membantu meningkatnya kekuatan sukma.
Perhatian :
Seandainya selama anda membaca isi tulisan atau amalan dan doa di halaman ini atau pun di halaman lain anda merasakan bulu kuduk atau rambut kepala anda meremang, itu tidak apa-apa. Itu adalah reaksi dari roh pancer dan sedulur papat anda yang tersugesti oleh tulisan yang anda baca.
Atau jika anda merasakan adanya rasa berat / sesak di dada atau rasa tertekan / berdenyut / gerakan di ubun-ubun kepala setelah menghayati membaca tulisan-tulisan bertema kebatinan dan spiritual, itu juga tidak apa-apa. Itu adalah reaksi getaran dari cakra-cakra tubuh yang akan mempermudah anda jika berniat mempelajari kebatinan dan spiritual.
Tetapi jika anda terlalu khusyuk menghayati, sehingga kemudian anda merasakan bergetar kencang di seluruh tubuh, sebaiknya segera dihentikan, jangan sampai kemudian menjadi tidak terkendali dan roh anda merogoh sukma, lepas kontrol diluar kemauan anda. Sebaiknya jangan melakukan rogoh sukma tanpa bimbingan dan pendampingan seorang guru yang benar menguasai keilmuannya.
Di halaman berjudul Olah Sukma dan Kebatinan dan Terawangan / Melihat Gaib Penulis sudah menuliskan contoh-contoh keilmuan jawa yang mendayagunakan sedulur papat. Di bawah ini juga dituliskan beberapa contoh amalan dan doa kebatinan kejawen yang sudah umum dilakukan oleh mereka yang menjadi penghayat kebatinan / ketuhanan jawa atau yang menggeluti dunia kesaktian kebatinan kanuragan jawa yang kegaibannya terutama adalah berasal dari kekuatan kebatinan / roh sukma seseorang (roh pancer dan sedulur papat), bukan khodam.
1.
Marmarti Kakang Kawah Adi Ari-Ari
Kadhangku kang lahir bareng sedino lan
Kadhangku kang lahir bareng sewengi
Sang rojo bardah ingsun
Ingsun arso …….. (sebutkan apa yang akan anda lakukan / inginkan)
Ewang-ewangono ingsun.
Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk mengajak roh sedulur papat melakukan suatu perbuatan bersama-sama (perbuatan / pekerjaan yang dianggap penting), sehingga kegaibannya / tingkat keberhasilannya menjadi lebih tinggi dibanding jika hanya dilakukan sendirian. Amalannya dibacakan ditujukan ke dalam batin kita sendiri (kepada sedulur papat kita sendiri).
Amalan tersebut di atas juga dapat dilakukan sebagai tambahan usaha untuk terkabulnya suatu keinginan khusus yang dilakukan dengan berpuasa weton untuk memperkuat kegaiban dari lakunya (baca juga : Laku Prihatin dan Tirakat).
2.
Sukma ingsun sukma sejati
Sukma sejatining urip
Urip sejatining manungsa
Tiluhur tak usap dampal
Di tengah puser udel
Serbudi aptoroso diroso keno kuoso
Ya Alloh kul goib kulo nyuwun ijin
Ya Alloh kulo nyuwun kekuatan
Ya Alloh kulo nyuwun kesaktian
Ya Alloh kulo nyuwun kegaiban
Ya Alloh kulo nyuwun ..............
Mugi-mugi Alloh kul goib ngabulaken panyuwun kulo
Hong wilaheng sekare bahwono langgeng (3x)
Amalan doa di atas sifatnya adalah permohonan dan tujuan yang secara kebatinan ingin dicapai.
Di amalan tersebut di bagian titik-titiknya bisa diisi dengan hal-hal yang berhubungan dengan keilmuan kebatinan / kegaiban, misalnya kewaskitaan, penglihatan gaib, wahyu / wangsit, pencerahan spiritual, dsb.
Tapi amalan itu bisa juga digunakan untuk keperluan pribadi, untuk laku pribadi, jadi titik-titiknya bisa diisi dengan sesuatu yang ingin kita capai dalam hidup kita. Jika digunakan untuk laku pribadi, paling baik diamalkan bersamaan dengan laku prihatin dan tirakat.
Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk memohonkan terkabulnya suatu keinginan, selain permohonan kepada Tuhan, kegaiban sukma orang ybs juga akan membantu mewujudkan keinginan itu.
Secara umum, sugesti di atas, yang bersifat kebatinan, akan dapat membangkitkan kemampuan kegaiban dan kebatinan seseorang, mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita secara kebatinan.
Amalan sugesti di atas adalah bagian dari laku penghayatan kebatinan ketuhanan jawa, dan hasil lakunya akan lebih terasa jika amalan itu dilakukan dengan penghayatan kebatinan ketuhanan, jangan sekedar mewiridkan amalannya, tetapi memohon kepada Tuhan dengan bersugesti rohnya tersambung dengan Tuhan di atas sana, dalam upaya manembah. Sesuai ajaran kejawen, berdoalah di luar rumah menghadap ke timur.
3.
Sun matek aji Lembu Sekilan
Hawa, geni, banyu, angin lan lemah
Kakang Kawah, Adi Ari-ari, Getih lan Puser
Yo Aku Sang Ratu Jagad, Sang Ratu Herang Putih
Dulur bathin, sanak bathin, Papat Kalima Pancer
(paling sedikit dibaca 3x, masing-masing dengan menahan dan menekan nafas).
Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk kekuatan badan, kekuatan pukulan dan kekuatan menahan pukulan (tahan pukul). Sugestinya adalah untuk menjadikan tubuh kuat padat dengan energi dan energinya juga padat mengisi dan melindungi tubuh.
Amalan kebatinan di atas sugestinya adalah untuk menggerakkan kegaiban sukma pelakunya. Kekuatan gaibnya berasal dari energi kanuragan dan tenaga dalam, hisapan pada energi alam, kekuatan roh dan kebatinan si manusia ybs, yang semuanya akan menyatu menjadi kekuatan tubuh dan sukma. Amalan kebatinan di atas juga berfungsi untuk menyatukan kekuatan gaib roh sedulur papat untuk menyatu dengan kekuatan tubuh dan sukma si manusia ybs.
Setelah menghimpun dan mengumpulkan semua energi di dada, kemudian sambil menekan nafas badan / tangan dikeraskan, barulah bacaan amalan di atas dilakukan sambil melakukan gerakan-gerakan untuk kekuatan badan dan pukulan.
Selain dengan cara duduk bersila, amalan di atas paling baik dilakukan dalam posisi berdiri. Bacaan amalan di atas dilakukan sambil menekan nafas, badan / tangan dikeraskan dan membuat gerakan-gerakan untuk kekuatan badan dan pukulan seperti halnya dalam latihan pencak silat / karate. Dilakukan dengan gerakan-gerakan yang lambat seperti slow motion akan lebih baik. Jika anda sudah mengikuti pelatihan pencak silat atau karate sugesti lembu sekilan itu sangat baik jika dilakukan sambil menerapkan jurus-jurus karate / pencak silat.
Awalnya semua kekuatan dibangkitkan, mengisi tangan dan badan, seluruh tubuh. Tangan dikepalkan. Kemudian kendorkan energi anda dengan posisi membuka diri dan tangan dijulurkan (tangan tetap dikepalkan). Sesudahnya sambil mengeraskan badan dan tangan tetap dikepalkan, dengan menarik tangan energinya ditarik kembali dipusatkan ke badan untuk dipadatkan. Barulah kemudian anda melakukan gerakan-gerakan memukul dengan tangan tetap dikepalkan sambil mengamalkan bacaan di atas.
Dalam amalan di atas terkandung makna yang kita menekankan bahwa kita sebagai pancer adalah yang harus sedulur papat junjung tinggi, perintah kita harus mereka turuti. Mereka harus menyatukan diri dan kekuatannya kepada kita sebagai pancer. Amalan itu jangan diwirid seperti amalan gaib, tetapi harus ditujukan ke dalam diri sendiri, langsung kepada sedulur papat, sambil kita sendiri juga menyatukan kekuatan kepada sedulur papat kita (kita mengajak mereka melakukan suatu perbuatan bersama-sama), sekaligus kita juga menghisap energi alam dari sekitar kita untuk menambah kekuatan kita (ambil energi alam yg baik).
Dalam latihannya amalan dan gerakan-gerakannya jangan dilakukan terburu-buru. Masing-masing baris kalimat amalannya bisa diulang-ulang, gerakan-gerakannya juga bisa diulang-ulang, bisa juga berbeda-beda gerakannya. Penghayatan dan sugesti pada masing-masing baris amalannya akan membangkitkan kekuatan tersendiri.
Misalnya,
Baris amalan yang berbunyi :
Sun matek aji Lembu Sekilan
Amalannya dan gerakan-gerakannya bisa diulang-ulang sambil kita fokus menghayati bentuk keilmuan dan bentuk energi / kekuatan yang kita niatkan untuk diwujudkan.
Hawa, geni, banyu, angin lan lemah.
Amalannya dan gerakan-gerakannya bisa diulang-ulang sambil kita fokus menghayati hisapan kita pada energi alam.
Kakang Kawah, Adi Ari-ari, Getih lan Puser
Yo Aku Sang Ratu Jagad, Sang Ratu Herang Putih
Dulur bathin, sanak bathin, Papat Kalima Pancer
Amalannya dan gerakan-gerakannya bisa diulang-ulang sambil kita fokus menghayati penekanan kita sebagai pancer yang harus sedulur papat junjung tinggi, untuk mereka menyatukan diri dan kekuatannya kepada kita sebagai pancer. Kita mengajak para sedulur papat melakukan perbuatan itu bersama-sama.
Pada latihan-latihan pertama laku di atas dilakukan untuk tujuan mengisi tubuh dengan energi dan mengeraskan kekuatan badan dan kelebihan energinya melapisi tubuh kita dengan selapis energi.
Pada latihan-latihan berikutnya, jika anda rasa energi anda sudah cukup besar dan kuat ( hanya sesudah energi anda sudah cukup besar dan kuat), energinya disugestikan bukan hanya kuat mengisi dan melapisi tubuh, tetapi juga disugestikan energinya keras dan padat hingga melapisi bagian luar tubuh anda, energinya keras dan padat bukan hanya mengisi tubuh, tapi juga melapisi hingga sejengkal jaraknya dari badan anda.
Dalam semua laku olah energi, sebaiknya anda menahan dan menekan nafas, lepaskan nafas dengan perlahan dan teratur, jangan melepaskan nafas dengan keras (kecuali untuk menyerang), supaya semua energi dan kekuatan yang sudah terhimpun dan terbentuk tidak terbuang lagi sia-sia, supaya tetap tersimpan menyatu dengan tubuh dan sukma anda.
Setelah latihannya selesai lepaskan nafas dengan perlahan dan teratur, jangan melepaskan nafas dengan keras dan jangan mengendorkan badan, supaya semua energi dan kekuatan yang sudah terhimpun dan terbentuk tidak mengendor dan berkurang kekerasan dan kekuatannya. Walaupun nantinya akan mengendor juga sesuai jalan aktivitas kita sehari-hari, tetapi jangan kita sendiri yang sengaja mengendorkannya, biarkan saja terjadi secara alami. Sesudahnya anda bisa beraktivitas kembali dengan normal.
Jika penghayatan anda benar, selama melakukannya anda akan merasakan bulu kuduk atau seluruh tubuh anda meremang / merinding yang adalah reaksi dari roh pancer dan sedulur papat anda yang tersugesti oleh laku anda. Sesudah latihannya anda akan merasakan tubuh anda segar bertenaga. Hasil laku tersebut tergantung juga pada penghayatan anda, apakah nantinya semua kekuatan akan menjadi kekuatan sukma ataukah akan menjadi kekuatan kanuragan seperti tenaga dalam.
Cara di atas baik untuk menyatukan semua energi yang pernah dihimpun, baik energi dari kekuatan kebatinan, energi dari kanuragan dan tenaga dalam atau energi hasil olahan meditasi energi atau dari hasil penghayatan kebatinan dalam keagamaan, semuanya akan disatukan dengan kekuatan sugesti kebatinan, menyatu menjadi kekuatan kanuragan, batin dan sukma.
Amalan kebatinan jawa di atas adalah bersifat kebatinan, karena itu dalam mengamalkannya juga harus dengan sugesti kebatinan. Sebelumnya anda harus sudah menentukan aji lembu sekilan itu akan menjadi seperti apa.
Karena bersifat kebatinan, maka amalan lembu sekilan itu hasilnya akan bergantung pada sugesti kebatinan anda, apakah lembu sekilannya hanya untuk kekuatan badan saja untuk menjadikan tubuh anda berkekuatan besar, apakah juga untuk membuat badan tahan pukul, apakah cukup sebatas ada pagaran energi pelindung, atau apakah juga supaya kebal senjata tajam, dsb. Jadi, karena bersifat kebatinan, maka amalannya sama, tetapi sugesti kebatinannya anda sendiri yang menentukan (sambil memvisualisasikan sendiri hasilnya, olah sugesti). Karena itu dalam keilmuan kebatinan tidak ada banyak amalan, karena amalan yang sama bisa dilakukan dengan banyak macam sugesti dan bisa diamalkan untuk banyak tujuan.
Jika anda sudah menekuni olah kanuragan / tenaga dalam, hasilnya akan lebih baik lagi kalau juga menekuni laku kebatinan untuk kekuatan badan, baik dengan amalan kekuatan di atas, ataupun dengan amalan-amalan kejawen yang lain (bukan amalan yang untuk memukul, menyerang atau kekebalan, tapi yang untuk kekuatan badan). Dengan laku olah kebatinan tenaganya disatukan selain dengan tubuh juga dengan sukma / batin. Sejalan dengan penghayatan dan pencapaian latihan anda nantinya akan terasa tenaga anda menjadi lebih keras dan padat, ibaratnya anda akan merasa seperti berotot kawat bertulang besi.
4.
Watu tego banyu pertiwi
Wesi tego banyu pertiwi
Kayu tego banyu pertiwi
Tanpo nyowo tanpo sukmo
Lipa lipuk empuk dadi kapuk
Santek pandelong landawek landawed
(paling sedikit dibaca 3x, masing-masing dengan menekan nafas).
Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk kekuatan tangan, misalnya untuk meremas / membengkokkan sebuah benda, benda yang semula keras akan menjadi lebih lunak. Bisa juga digunakan untuk mematahkan / memecahkan benda keras (sebaiknya hati-hati dalam penggunaannya, jangan sampai anda mengalami cidera karena kekuatan anda belum cukup kuat atau karena sugestinya belum tepat). Dalam mengamalkan amalan di atas dilakukan sambil menahan nafas dan tangan mengepal dikeraskan. Dalam mempraktekkannya, sambil menahan nafas amalan itu dibaca, sesudahnya ketika meremas / membengkokkan sebuah benda sambil mengalirkan tenaga ke tangan nafas dihembuskan keras lewat hidung (dan dalam batin disugestikan benda yang diremas itu lunak).
Secara umum amalan-amalan ilmu / ajian berfungsi untuk mengarahkan dan memfokuskan pikiran dan batin supaya selaras dengan isi dan bunyi amalannya (untuk memfokuskan sugesti).
Pada orang-orang aliran ilmu gaib dan khodam untuk memudahkan prakteknya dan dalam rangka pengajaran ilmu orangnya akan terdorong untuk menciptakan banyak macam variasi mantra dan amalan untuk jenis ilmu yang berbeda-beda, sehingga orang akan terdorong untuk mempelajari dan mengkoleksi banyak amalan ilmu dan akan bergantung kepada sosok guru yang mengajarkan amalan dan ilmunya itu.
Tetapi para pelaku kebatinan sudah terbiasa bermain sugesti (olah sugesti), sugestinya hanya ada di dalam batin dan pikiran mereka saja, tidak diwujudkan dalam bentuk formal amalan dan mantra, sehingga dalam keilmuan kebatinan tidak ada banyak variasi amalan / mantra. Amalan hanya digunakan untuk memicu / memancing munculnya kekuatan dan kegaiban kebatinan, dan satu itu saja amalan ilmunya dengan kemampuannya bersugesti bisa digunakannya untuk banyak macam bentuk keilmuan yang orang lain harus melakukannya dengan banyak macam amalan dan mantra yang berbeda-beda.
Karena itu para pelaku kebatinan, dan yang sedang belajar ilmu kebatinan, dituntut untuk menguasai olah rasa dan olah sugesti, untuk mengolah kekuatan rasa, untuk mengolah dan mengukur kekuatannya sendiri, dan dengan olah sugesti mereka membentuk kekuatan kebatinan mereka supaya bisa menjadi seperti apa yang mereka inginkan.
Karena itu tingkat pencapaian masing-masing orang dalam olah kebatinan tidak bisa hasilnya disama-ratakan, masing-masing orang akan memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Ketekunan seseorang dalam latihan dan kekuatan rasa dan kekuatan sugesti akan menentukan hasil yang dicapai seseorang dalam mempelajari hal yang sama, tetapi selain ketekunan, faktor interest, kecerdasan batin dan kreativitas batin dalam bersugesti akan menentukan apa saja yang mampu dicapai oleh seseorang dibandingkan orang lain.
Amalan-amalan kebatinan jawa di atas adalah bersifat kebatinan, karena itu dalam mengamalkannya juga harus dengan sugesti kebatinan, sambil memvisualisasikan hasil yang diinginkan, sugestinya diucapkan di dalam hati dan ditujukan ke dalam diri sendiri untuk membangkitkan inner power, yaitu kekuatan kebatinan / roh / sukma.
Amalan-amalan kebatinan di atas, terutama yang no.3 dan 4, mungkin awalnya akan terasa susah bagi para pemula pelaku kebatinan, apalagi yang sudah terbiasa hanya mewirid amalan saja, karena kekuatannya bukan pada wiridannya, tapi pada penghayatannya dan pada kekuatannya bersugesti, sehingga mungkin amalan itu tidak akan banyak bermanfaat bagi mereka, mungkin efeknya juga tidak terasa. Jadi mereka harus belajar menghayati dan belajar bersugesti (dan bervisualisasi).
Tapi bagi para pelaku kebatinan, yang sudah memiliki kekuatan kebatinan, dan yang sudah mampu bersugesti, amalan satu itu saja sudah cukup untuk mencakup semua jenis keilmuan kanuragan. Ilmu lembu sekilan, tameng waja, kebal sejati, kalacakra, lumpuh lampah, pukulan besi, lebur saketi, pukulan penghancur tulang, pukulan jarak jauh, pukulan panas, pukulan dingin, dsb, semuanya bisa diwujudkan hanya dengan satu amalan itu saja. Kuncinya selain ada pada kekuatan kebatinan yang sudah dimiliki, juga pada kemampuannya bersugesti.
Dan jika dilakukan dalam praktek yang sesungguhnya dengan kemampuannya bersugesti (merubah-ubah sugesti rasa dan pikirannya) seseorang bisa dalam waktu singkat bergantian mengetrapkan ilmu lembu sekilan, pukulan besi, lebur saketi, pukulan panas dan dingin, atau bergantian antara lembu sekilan, tameng waja, kebal sejati, tanpa perlu lebih dulu merapal amalan dan tidak perlu mengkoleksi dan menghapal banyak amalan.
Amalan-amalan kebatinan jawa di atas akan baik sekali jika diamalkan dalam keadaan berpuasa dan dilakukan secara rutin untuk menjaga supaya kegaibannya tidak melemah. Jika anda juga mempunyai khodam ilmu / pendamping, sebaiknya disugestikan supaya khodam pendamping anda itu ikut menjalankan laku itu bersama anda, sehingga sesudahnya selain khodam itu menjadi lebih kuat dan bugar, keberadaannya juga akan semakin menambah kekuatan kegaiban anda.
Berikut ini dituliskan contoh-contoh keilmuan lainnya untuk menambah wawasan keilmuan tentang kebatinan kanuragan yang bentuk latihannya serupa dengan contoh latihan ilmu lembu sekilan di atas.
Ilmu gajah atau ilmu lembu sekilan adalah suatu ilmu kesaktian ciptaan Gajah Mada untuk memadatkan dan mengeraskan kekuatan kebatinan dan tenaga dalam yang bukan hanya mengisi tubuh, tetapi juga melapisi tubuh hingga setebal sejengkal dari tubuhnya, yang kepadatan dan kekerasan energi di tubuhnya itu membuat tubuhnya kuat, berkekuatan besar untuk menyerang dan berkekuatan besar untuk bertahan, dan kepadatan dan kekerasan lapisan energinya membuatnya tak dapat dikenai pukulan dan segala macam senjata tajam dan pusaka, dan tak mempan sihir dan santet, suatu jenis ilmu kesaktian kekuatan dan pertahanan tubuh yang diilhami filosofi gajah yang berbadan besar, kuat dan berkulit tebal, yang menjadikannya jaya tak terkalahkan dalam setiap pertarungan (ilmu itu juga diilhami oleh Dewa pujaannya, Ganesha).
Jadi ilmu lembu sekilan itu bukanlah semata-mata ilmu pertahanan tubuh, tetapi juga adalah ilmu menyerang. Karena itu dalam praktek latihan ilmu lembu sekilan itu sugestinya adalah untuk mengisi, memadatkan dan mengeraskan kekuatan badan untuk menjadi kekuatan tubuh dan pukulan dan kekuatan menahan pukulan (tahan pukul) dan lapisan energinya melindungi tubuh, seperti gajah yang berbadan besar, kuat dan berkulit tebal. Sejauhmana ilmu itu jadinya semuanya ditentukan oleh kemampuan mengolah kekuatannya sendiri dan kemampuan sugesti orangnya.
Dalam dunia persilatan tanah jawa ada banyak bentuk ilmu kesaktian yang mirip dengan ilmu lembu sekilan itu, yaitu ilmu pertahanan dan ilmu untuk menyerang, tapi kebanyakan nama-namanya tidak seterkenal ilmu lembu sekilan. Ilmu lembu sekilan sangat terkenal karena terkait dengan tokohnya Gajah Mada yang saat itu jaya tak terkalahkan dalam setiap pertarungan (terutama yang terkait dengan pertarungan / peperangan dalam tugas kerajaan, bukan pertarungan individu di dunia persilatan di luar ketentaraan).
Ilmu tameng waja dan kebal sejati adalah juga ilmu pertahanan tubuh, menjadikan orangnya tahan pukul dan tak mempan diserang pusaka dan senjata tajam. Tetapi ilmu-ilmu ini lebih banyak bersifat ilmu pertahanan / kekebalan, tidak untuk menguatkan tubuh seperti lembu sekilan yang juga digunakan untuk pukulan / menyerang.
Orang yang memukul orang lain yang mengetrapkan ilmu lembu sekilan, pukulannya itu akan meleset jika arah pukulannya menyamping, dan ia akan merasa memukul sesuatu yang kenyal padat seperti daging jika arah pukulannya tegak lurus, tetapi itu baru lapisan luar energinya saja, pukulannya sendiri belum menyentuh kulit orang yang diserang.
Tetapi orang yang memukul orang lain yang mengetrapkan ilmu tameng waja, jika arah pukulannya tegak lurus, ia akan merasa memukul sesuatu yang keras seperti baja seolah-olah lawannya itu memakai baju baja. Sedangkan jika memukul orang lain yang mengetrapkan ilmu kebal sejati, jika arah pukulannya tegak lurus, bisa ia merasa memukul sesuatu yang keras, bisa juga kenyal seperti daging, tergantung sifat keilmuan lawannya itu apakah keras atau lembut.
Ilmu lumpuh lampah adalah ilmu menyerang, tetapi lebih ditujukan untuk menundukkan / melumpuhkan, tidak mematikan atau menciderai. Jenis ilmu ini banyak digunakan oleh kalangan resi, panembahan, begawan, dsb yang kepada lawan-lawannya mereka tidak ingin berbuat kejam, tapi melumpuhkan saja untuk menundukkan dan memberinya pelajaran. Ilmu ini bisa dilakukan dengan dipukulkan, bisa juga dengan sentuhan saja, bisa juga dengan membiarkan dirinya disentuh / dipukul.
Ilmu kalacakra dan sejenisnya mirip dengan ilmu lumpuh lampah, banyak digunakan oleh kalangan resi, panembahan dan begawan, bisa untuk menyerang, bisa juga untuk bertahan. Sifatnya menundukkan / melumpuhkan, tidak mematikan atau menciderai, bisa dilakukan dengan dipukulkan, bisa juga dengan sentuhan saja, bisa juga dengan membiarkan dirinya disentuh / dipukul.
Ilmu tangan besi dan sejenisnya adalah sejenis ilmu menyerang, menjadikan orangnya seolah-olah tangan dan kakinya keras dan berat seperti besi, ampuh untuk memukul orang lawannya, juga untuk menghancurkan benda keras.
Ilmu lebur saketi adalah juga ilmu menyerang. Kekuatannya difokuskan di sisi telapak tangan. Sifatnya menghancurkan / mematikan. Orang yang dikenai ilmu lebur saketi akan merasa seolah-olah dirinya dihantam oleh kekuatan seberat 1 ton.
Ilmu sasrabirawa adalah juga ilmu menyerang. Kekuatannya difokuskan di sisi telapak tangan. Sifatnya menghancurkan / mematikan. Efek akibatnya mirip seperti ilmu lebur saketi.
Ilmu brajageni adalah juga ilmu menyerang, menggunakan tenaga panas, menjadikan orangnya seolah-olah tubuhnya, tangan dan kakinya panas seperti api. Objek yang dipukulnya akan hancur dan gosong terbakar. Tetapi jenis pukulan ini akan terbatas keampuhannya bila lawannya memiliki kekebalan (ilmu kebal) atau perisai lapisan energi yang kuat.
Ilmu brajamusti adalah juga ilmu menyerang, menggunakan tenaga panas juga, tetapi tidak seperti brajageni, orangnya sendiri tidak panas. Sasarannya adalah bagian dalam tubuh lawannya. Ilmu ini lebih ditujukan untuk lawan yang memiliki ilmu pertahanan / kekebalan. Objek sasaran yang dipukul dapat kelihatan utuh bagian luarnya, tetapi hancur dan gosong terbakar bagian dalamnya, rontok isi dadanya. Ilmu pukulan ini dilatih dengan memukul buah kelapa utuh. Tanda-tanda keberhasilannya adalah setelah dipukul dengan pukulan brajamusti ini buah kelapanya bisa pecah, bisa juga tetap utuh, bagian luarnya tidak gosong tetapi bagian dalamnya yang gosong. Itulah bedanya ilmu brajamusti dengan brajageni.
Ilmu pukulan penghancur tulang dan sejenisnya adalah juga ilmu menyerang, tetapi lebih ditujukan untuk menghancurkan bagian dalam tubuh lawannya dan bagian tubuh yang keras seperti tulang dan persendian, bisa dilakukan dengan dipukulkan, bisa juga dengan sentuhan saja.
Ilmu pukulan jarak jauh biasanya lebih ditujukan kepada lawan yang kekuatannya lebih rendah daripada dirinya, bukan kepada lawan yang kekuatannya setingkat atau lebih tinggi yang mempunyai ketahanan yang sama atau lebih terhadap pukulan jarak jauh, atau digunakan untuk mementalkan kepungan lawan setingkat prajurit dengan mengerahkan gelombang energi yang besar.
Nama-nama ilmu kanuragan di atas adalah nama-nama keilmuan yang masih dikenal pada masa sekarang. Ilmu pukulan dan bertahan di atas keampuhannya setingkat jika orang-orangnya juga kekuatannya setingkat. Lebih bermanfaat untuk melawan orang yang kekuatannya lebih rendah. Tapi sesungguhnya ada banyak ilmu kesaktian yang mirip dengan ilmu-ilmu di atas, hanya saja nama-nama ilmunya itu tidak dikenal orang pada masa sekarang, karena orang penggunanya juga mungkin dulunya tidak terkenal.
Dalam praktek yang sesungguhnya dengan kemampuannya bersugesti (merubah-ubah bentuk sugesti) seseorang bisa dengan singkat mengetrapkan ilmu lembu sekilan bergantian menjadi ilmu kalacakra atau lumpuh lampah, atau menggabungkannya menjadi satu kekuatan ilmu pertahanan tubuh (misalnya ilmu lembu sekilan yang lapisan luar energinya ditambahkan sifatnya untuk melumpuhkan orang yang menyentuhnya).
Atau mengetrapkan ilmu lembu sekilan ditambah memusatkan kekuatannya di tangan menjadi ilmu pukulan panas, pukulan besi atau lebur saketi (kekuatan pertahanan ditambahkan fokus kekuatannya di tangan / kaki menjadi kekuatan menyerang yang bisa dilakukan dengan memukul atau menyentuh). Semuanya itu dilakukan dengan merubah-ubah bentuk sugestinya, merubah-ubah aliran energi dan fokus energinya tanpa perlu merapal amalan dan tidak perlu menghapal dan mengkoleksi banyak amalan.
Jadi sebenarnya ilmu lembu sekilan itu adalah suatu ilmu dasar untuk pertahanan tubuh dan untuk menyerang, yang dalam prakteknya selain mengetrapkan ilmu lembu sekilan orangnya juga mengetrapkan ilmu lain untuk menyerang sehingga ilmunya menjadi berlapis-lapis menjadikan orangnya benar-benar mumpuni melebihi lawan-lawannya.
Sebenarnya orang-orang lain yang setingkat dengan Gajah Mada juga mempunyai ilmu ketahanan tubuh yang pada prakteknya juga dilambari dengan ilmu lain untuk menyerang. Hanya saja sifat keilmuannya itu tidak persis sama dengan ilmu lembu sekilan dan mungkin ilmunya itu tidak terkenal karena orangnya juga tidak terkenal. Orang-orang jaman dulu itu dalam kondisi normalnya ketika sedang bertarung dirinya sendiri sudah mempunyai kandungan energi dan kekuatan untuk bertahan maupun untuk menyerang yang tanpa ia menggunakan aji-aji pun akibatnya fatal bagi orang-orang awam.
Selain ilmu lembu sekilan yang adalah ilmu dasar yang selalu diterapkan selama bertarung, secara umum nama-nama ilmu di atas adalah nama-nama keilmuan yang tidak dilakukan orang dalam kondisi bertarung yang biasa, tapi adalah ilmu-ilmu kesaktian yang dilakukan orang dengan mengerahkan kekuatan energinya yang terbesar (ilmu pamungkas) ketika seseorang berhadapan dengan lawan yang setingkat atau yang lebih kuat untuk mengakhiri lawannya pada pertarungan yang menentukan apakah dirinya akan tetap hidup atau mati.
Jadi ilmu-ilmu di atas bukanlah ilmu-ilmu biasa, tetapi adalah ilmu-ilmu pamungkas, terutama ketika seseorang berada dalam kondisi akan tetap hidup atau mati. Dalam kondisi normalnya mereka sudah mempunyai kekuatan bertahan dan menyerang yang akibatnya fatal bagi orang-orang awam, sehingga tanpa ilmu-ilmu itu pun sebenarnya orangnya itu sudah mumpuni. Bagaimana kita membayangkan kedahsyatan ilmu-ilmu mereka itu dengan kekuatan sukma dan kebatinan mereka yang sampai ribuan KRK. Padahal pada jaman sekarang ini banyak orang yang khusus menekuni ilmu-ilmu itu yang biasanya dilakukan dengan amalan ilmu dan bantuan khodam yang umumnya kekuatannya tidak lebih dari 1 KRK saja sudah menjadikan orangnya sakti dan mumpuni jika sudah menguasainya.
Untuk melatih ilmu-ilmu di atas secara kebatinan, maka selain orangnya harus sudah mempunyai kandungan energi yang besar, ia juga harus bisa berimprovisasi dalam bersugesti membentuk kekuatan energinya mengikuti masing-masing bentuk dan sifat keilmuan di atas. Di dunia keilmuan jaman sekarang yang kebanyakan sifatnya adalah ilmu gaib / khodam juga banyak dituliskan tentang ilmu-ilmu di atas. Tetapi kebanyakan seperti contoh ilmu lembu sekilan di atas, sifat ilmunya akan menjadi sama seperti ilmu kebal, kebal kulitnya saja (ilmu kulit), orangnya sendiri tidak punya kekuatan apa-apa tanpa amalan dan khodamnya, bukan menjadi ilmu lembu sekilan yang adalah ilmu gajah, yang benar-benar menjadikan orangnya berkekuatan besar (ilmu dalaman). Tetapi mungkin sugesti di dalam amalan-amalan ilmu gaib itu ada yang bisa ditiru sebagai bahan pembelajaran.
(Hati-hati bagi yang menggunakan kekuatan kebatinan untuk kekebalan yang bersifat permanen. Kekuatan kebatinan yang berhasil digunakan untuk kekebalan kekuatannya jauh melebihi kekuatan ilmu gaib dan ilmu khodam ataupun susuk dan jimat kebal, sehingga dapat menyebabkan seseorang yang sudah meninggal jasadnya tidak dapat hancur dan membusuk seperti layaknya jasad manusia pada umumnya dan rohnya sendiri tidak dapat lepas keluar dari tubuhnya, terkunci di dalamnya. Jasad dengan roh di dalamnya tersebut akan menjadi mumi dan beratus-ratus tahun kemudian akan dapat menjadi yang sekarang disebut jenglot atau batara karang. Lebih baik bila kekuatan kebatinan itu dijadikan ilmu lembu sekilan saja, yaitu ilmu kekuatan dan pertahanan tubuh dengan memadatkan dan mengeraskan kekuatan kebatinan / sukma / tenaga dalam hingga setebal sejengkal dari tubuh, selain menjadikan tubuh berkekuatan besar, juga akan menjadi perisainya dari adanya serangan pukulan ataupun senjata tajam).
Tips :
Sugesti kebatinan untuk membuat pagaran gaib bisa dilakukan dengan sambil mewiridkan amalan / aji kalacakra, gunakan saja yang berbahasa Indonesia, bahasa yang kita mengerti untuk kita bersugesti.
Mewiridkan amalan lembu sekilan di atas dapat juga dilakukan untuk benda-benda gaib yang tuahnya terutama untuk kekuatan dengan sambil digenggam bendanya untuk mengakomodir keinginan kita supaya tuahnya menjadi lebih ampuh bertuah, sesuai tuah aslinya yang untuk jimat kekuatan.
Jika anda juga mempunyai sebuah benda gaib bertuah kekuatan, sugesti kebatinan lembu sekilan di atas juga dapat digunakan untuk menyatukan kegaibannya dengan anda. Amalan kebatinan jawa itu adalah bersifat kebatinan, karena itu dalam mengamalkannya juga harus dengan sugesti kebatinan. Sebelumnya anda harus sudah menentukan aji lembu sekilan itu akan menjadi seperti apa, apakah cukup sebatas tahan pukul, atau juga anti gores / sabet / tusuk (kebal sejati), ataukah sebatas ada energi pelindung saja. Sugesti aji lembu sekilan anda itu juga akan menentukan sejauhmana kegaiban yang harus dilakukan oleh benda gaibnya.
Benda gaibnya digenggam, disatukan seolah-olah sudah menjadi satu kesatuan dengan diri anda. Sesudah menentukan bentuk sugestinya, amalannya diwirid di dalam hati dan selain ditujukan ke dalam diri sendiri, juga ditujukan kepada benda gaibnya, menjadi satu perbuatan bersama-sama. Lebih baik lagi kalau sambil bendanya digenggam anda mengamalkan doanya dan melakukan olah gerak latihan seperti diuraikan di atas. Jika cara anda benar, sesudahnya anda sendiri menjadi semakin kuat dan bugar, benda gaibnya juga akan semakin keras getaran dan kegaibannya.
Dalam mewiridkan amalan kalacakra dan lembu sekilan itu atau amalan lainnya sebaiknya dilakukan dengan kepekaan rasa, sehingga apakah mewiridnya cukup 1x, 10x, dsb, nantinya dicocokkan dengan penilaian kita sendiri, apakah kondisi pagarannya sudah sesuai dengan keinginan kita dan apakah bendanya sudah bertuah dan kadar tuahnya sama dengan yang kita inginkan. Kalau dianggap masih kurang, nantinya wiridannya ditambah lagi.
Begitu juga di hari-hari yang lain, kalau kita rasakan pagarannya atau tuah benda kita kurang greng ... kalau perlu kita wiridkan lagi amalannya.
Amalan lembu sekilan itu bisa juga untuk tuah pengasihan / kerejekian kalau sambil mengamalkan amalannya kita bisa mengsugestikan tuah pengasihan dan kerejekian (sambil divisualisasikan apa saja yang dilakukan oleh khodamnya dalam melaksanakan tuah pengasihan / kerejekian).
Begitu juga dengan benda-benda kita yang lain yang tuahnya untuk pengasihan / kerejekian ataupun yang untuk kekebalan, sebaiknya kita rajin mewiridkan amalan yang sesuai dengan tuahnya (amalannya bisa dicari di internet) supaya tuahnya lebih greng ....
Tambahan :
Untuk menjawab banyaknya pertanyaan dari para pembaca mengenai apakah mungkin pada jaman sekarang ini manusia bisa mempunyai kekuatan sukma yang tinggi, dan untuk mengakomodir banyak pembaca yang ingin mempunyai kekuatan sukma yang tinggi, Penulis sudah menuliskan cara-cara melatihnya dengan metode meditasi yang sederhana dan praktis untuk keperluan itu.
Kalau hanya untuk menaikkan kekuatan sukma saja lakunya sangat mudah, hanya diperlukan kemauan dan ketekunan menjalaninya, tidak berat. Tetapi kalau laku itu juga ditujukan untuk kesaktian kanuragan, maka lakunya akan jauh lebih berat.
Penulis tidak bermaksud memberikan panduan untuk kesaktian kanuragan, karena Penulis memandang bahwa jaman sekarang bukan lagi jamannya kesaktian yang praktek penggunaannya malah akan mendatangkan kesulitan karena akan bermasalah dengan hukum dan aparat kepolisian.
Bagi yang berminat melatihnya sendiri ketekunannya pada keilmuan seperti contoh-contoh di atas itu akan menunjang kesehatan, stamina dan kekuatan yang latihannya bisa sebagai sampingan saja agar tidak sampai mengganggu rutinitas kesibukannya sehari-hari. Tulisan ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan saja tentang kebatinan kanuragan yang asalnya adalah dari potensi diri kita sendiri yang untuk melakukannya tidak harus kita bergantung pada adanya khodam dan koleksi ilmu gaib dan tidak harus bergantung pada guru yang menurunkan ilmunya.
Jika berminat dengan kesaktian kanuragan sebaiknya mengikuti juga pelatihan resminya di perguruan-perguruan ilmu beladiri, terutama untuk mendapatkan bimbingan bagaimana memfokuskan sugesti / konsentrasi membentuk kekerasan tenaganya yang bisa digunakan untuk memukul benda keras maupun untuk ketahanan tubuh (tahan pukul), sehingga dengan pembimbingan itu adanya kekuatan dari kebatinan akan sangat signifikan terbentuk manfaatnya untuk tujuan kanuragan.
Di dalam halaman-halaman bertema Meditasi Energi sudah dituliskan laku meditasi kebatinan spiritual untuk usaha "membangun" kekuatan fisik maupun sukma dengan cara "mengisi" tubuh dengan energi alam, yang nantinya diharapkan energi itu juga akan diserap oleh roh pancer dan sedulur papat manusia pelakunya, sehingga keseluruhan kekuatan tubuh dan sukmanya akan meningkat.
Dalam latihan meditasi-meditasi itu untuk tahap awalnya diajarkan berlatih meditasi untuk belajar bersugesti "menurunkan energi" untuk diserap oleh tubuh. Pada tahap latihan selanjutnya diharapkan kita juga belajar memperbesar kapasitas tubuh kita dalam menerima energi, tips-tips-nya sudah dituliskan di bagian akhir tulisan-tulisan bertema Meditasi Energi , sehingga nantinya kemampuannya untuk "menampung" dan menghimpun energi akan menjadi lebih baik dan jumlah energi yang berhasil dihimpunnya juga akan semakin besar, tidak luber keluar dan tidak terbuang lagi sia-sia.
Sukma manusia terdiri dari 2 unsur pokok, yaitu roh pancer dan sedulur papatnya. Dengan demikian kekuatan sukma manusia juga adalah kombinasi dari kekuatan roh pancer dan sedulur papatnya itu, dan untuk menaikkan kekuatan sukmanya, maka keseluruhan roh pancer dan sedulur papatnya itu harus ditingkatkan kekuatannya. Tetapi untuk tujuan kanuragan kekuatan tubuhnya harus juga ditingkatkan.
Dalam laku meditasi energi, energi yang sudah berhasil diturunkan sebagian akan menyatu dengan tubuh, menjadi energi potensial, tidak semuanya bisa langsung diserap oleh roh pancer, sehingga peningkatan kekuatan roh pancer tidak bisa cepat. Roh sedulur papat lebih bebas, tidak terikat dengan fisik manusia, sehingga sebagai roh mereka akan lebih mudah dalam menyerap energi dan biasanya kemudian roh sedulur papatnya akan lebih tinggi kekuatannya daripada pancernya.
Kalau tujuan lakunya adalah untuk menaikkan kekuatan sukma, maka sebaiknya dicoba dalam menurunkan energi itu anda secara roh (pancer) menyerap langsung energinya, energinya dibuat langsung menyatu dengan roh pancer anda, sama seperti sedulur papat anda yang menyerap langsung energinya, hasilnya akan lebih efektif menaikkan kekuatan sukma. Sedangkan kelebihan energinya yang tidak terserap oleh roh anda akan tertampung di tubuh anda menjadi energi potensial tubuh yang sewaktu-waktu kekuatannya akan keluar sendiri ketika anda beraktivitas.
Setiap sesudah menghimpun energi sebaiknya dicoba untuk menaikkan kekuatan roh pancer anda supaya menjadi seimbang kekuatannya dengan roh sedulur papatnya dengan cara bermeditasi kembali sebentar, sugestikan supaya roh sedulur papat menyatukan kekuatannya dengan roh pancernya, sehingga kemudian pancernya itu akan terdongkrak naik kekuatannya mengimbangi kekuatan sedulur papatnya.
Jika pada hari-hari selanjutnya si manusia sudah jarang atau tidak lagi melakukan pengisian kekuatan, maka kekuatan sukma yang sudah dibangunnya itu dapat kembali melemah kekuatannya karena secara alami tubuh dan sukma kita sehari-harinya mengeluarkan energi. Karena itu sebaiknya selain berlatih membangun kekuatan, juga dilatih untuk menambah kekerasan kebatinannya, misalnya dengan laku dalam tulisan berjudul Kebatinan dalam Keagamaan, atau dengan laku olah spiritual, supaya kekuatan sukmanya itu tidak mudah kembali melemah.
Selain yang sudah secara khusus dituliskan, ada banyak tips membangun dan melatih kekuatan sukma yang terkandung di dalam banyak tulisan. Selain itu sebaiknya juga dibaca komen / pengalaman dari pembaca lain yang mudah-mudahan bisa dijadikan inspirasi dalam rangka pembelajaran.
Seperti sudah dituliskan sebelumnya bahwa secara umum kondisi asli sukma manusia kekuatannya tidak lebih tinggi daripada kekuatan kuntilanak yang di alam gaib termasuk sebagai mahluk halus yang kekuatannya paling rendah. Nantinya setelah menjalankan laku membangun kekuatan sukma itu bisa dibuktikan sendiri dengan teknik penggunaan kekuatan gaib bahwa kekuatan sukmanya akan jauh lebih baik daripada sebelumnya, bahkan bisa jauh melebihi kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul yang sering dipuja-puja orang sebagai tokoh sakti dari alam gaib.
Selain ditujukan untuk mempertinggi kekuatan sukma, laku itu juga akan mengisi kekuatan energi tubuh manusia, sehingga pelakunya akan bisa merasakan bahwa sesudah lakunya itu tubuhnya akan lebih bugar bertenaga. Bagi orang-orang yang sudah ikut pelatihan tenaga dalam, laku kebatinan tersebut juga dapat dilakukan untuk tujuan menambah kekuatan tenaga dalamnya.
Selebihnya, kekuatan sukma dan energi yang sudah berhasil dibangun dan dihimpun dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan energi dan keilmuan gaib. Diharapkan para pelakunya juga mempunyai pengetahuan tambahan mengenai cara-cara dan teknik penggunaan energi dan kekuatan gaib, baik dari situs ini maupun dari sumber lain, supaya apa yang sudah berhasil dicapainya itu dapat menjadi lebih bermanfaat dan bisa diimplementasikan secara nyata, bukan hanya menjadi sesuatu yang potensial.
0 Response to "Misteri Sedulur Papat dan Kalima Pancer"
Posting Komentar